Menlu Dorong Peran Ekonomi Kreatif dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Global

210710190214-menlu.jpeg

Ekonomi Kreatif (Foto: Net)

JAVANEWS.TV I JAKARTA,-

Pemerintah Indonesia menggelar pameran virtual tingkat global dalam rangka International Year on Creative Economy for Sustainable Development 2021 yang diprakarsai oleh Indonesia.

Pameran bertajuk Creative Economy for Sustainable Development: Lets Connect! itu dilaksanakan di sela-sela pertemuan High Level Political Forum (HLPF) Economic Social Council (ECOSOC) PBB tanggal 6-15 Juli 2021. Acara dibuka pada tanggal 6 Juli 2021 jam 8.00 pagi waktu New York.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam sambutan pembukaannya menyoroti pentingnya peran ekonomi kreatif dalam upaya pemulihan ekonomi global pasca-pandemi. Meski terdampak parah oleh pandemi, ekonomi kreatif mampu beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga dapat tetap tumbuh dan bertahan.

Industri kreatif mampu berinovasi untuk tetap bertumbuh dan bertahan di tengah pandemi. International Year ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan kemitraan dan mendukung ekonomi kreatif sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi global, kata Menlu Selasa, 6 Juli 2021.

Menlu menambahkan, potensi kontribusi ekonomi kreatif terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat besar. Ekonomi kreatif dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan, pemberdayaan perempuan dan anak muda, serta pemajuan inklusi sosial. Menurut Menlu, terdapat 3 hal hal yang saat ini perlu difokuskan untuk mengembangkan ekonomi kreatif.

Pertama, menciptakan lingkungan yang mendukung. Untuk itu diperlukan kebijakan afirmatif (affirmative actions) guna menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya industri kreatif. Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan publik terhadap potensi industri kreatif. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangkan kebijakan untuk memastikan akses terhadap pembiayaan mikro, khususnya bagi UMKM, dan mendorong riset dan inovasi.

Saya menantikan adanya kolaborasi lebih kuat untuk mendukung agar negara-negara berkembang dapat memanfaatkan ekonomi kreatif secara maksimal, kata Menlu.

Kedua, mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Pembangunan SDM merupakan kunci dalam ekonomi kreatif. Saat ini masih banyak pelaku ekonomi kreatif yang belum dapat beradaptasi dengan new normal. Mereka butuh dukungan dan pengarahan agar dapat optimal. Hal ini dapat dicapai dengan pelatihan vokasional dan kewirausahaan yang ditopang dengan maraknya digitalisasi.

Ketiga, menumbuhkan creative hub.
Creative hub merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi kreatif karena menyediakan sarana bagi pelaku ekonomi kreatif untuk mengasah talenta, saling belajar, dan memperluas jaringan.

Indonesia ingin memilki creative hub sendiri. Untuk itu, Indonesia telah mendirikan Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-CINC) pada tahun 2019 sebagai tidak lanjut dari World Conference on Creative Economy (WCCE) di Bali tahun 2018. G-CINC merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Institut Teknologi Bandung yang diwakili oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.

Center G-CINCtersebut didesain untuk memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif dari Indonesia dan seluruh dunia, dengan harapan dapat mendorong riset, pengembangan, dan kerja sama internasional. Tim ahli dari SBM ITB telah berkontribusi pada GCINC dalam melaksanakan sejumlah agenda seperti Expert Panel Series sebagai workshop pelaku industri kreatif global serta berbagai Penelitian terkait skena kreatif dan indikator ekoknomi kreatif Indonesia.

Sementara itu, Menteri Parekraf Sandiaga Uno dalam sambutannya menyampaikan bahwa ekonomi kreatif yang berbasis pada budaya memiliki keunggulan sebagai aset yang tidak terbatas, sehingga dapat berkontribusi bagi upaya pencapaian SDGs. Menteri Parekraf juga menyebutkan peran penting G-CINC dimana SBM ITB telah berkontribusi dalam berbagai kegiatan terkait penguatan industri kreatif dengan bekerjasama dengan unsur Pentahelix yaitu akademisi, pelaku kreatif, pemerintah, asosiasi, komunitas kreatif, serta media. Adapun Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna menggarisbawahi pentingnya memperkuat sinergi antar kementerian, lembaga, daerah, serta para pelaku industri kreatif di Indonesia.

Menurut koordinator kegiatan sekaligus Direktur ITB Career Center, Sonny Rustiadi, PhD., pameran virtual ini dilaksanakan memanfaatkan virtual exhibiton environmet milik ITB yang dikelola oleh ITB Career Center sebagai bagian dari Direktorat Kemahasiswaan ITB. Pameran ini dianggap penting dalam menjadi sarana untuk memperkenalkan potensi UMKM kreatif Indonesia kepada audiens global. Pameran dapat diakses dari tanggal 6 hingga 15 Juli 2021 melalui tautan https://bit.ly/LetsConnect2021.

Terdapat 30 booth yang mewakili pemerintah, organisasi internasional, pelaku usaha ekonomi kreatif dan sektor UMKM serta komunitas lainnya. Di setiap booth peserta akan mendapatkan informasi terkini dan berinteraksi secara langsung. Diantaranya para exhibitor adalah sejumlah badan PBB seperti ILO, FAO, UNCTAD, WIPO, UNESCO, dan UNWomen seta organisasi internasional lain seperti ASEAN dan British Council. Selain itu sejumlah negara juga berpartisipasi sebagai exhibitor diantaranya UAE, Mexico, Costa Rica, Fiji, dan Kolumbia.

Selain booth eksibisi, pameran virtual ini juga menampilkan lebih dari 90 video yang berisi aspirasi, program terkait industri kreatif, serta profil industri kreatif dari berbagai penjuru dunia. Diantaranya video yang ditampilkan berasal dari negara Peru, Inggris, Afrika Selatan, Korea Selatan, Singapura, Cili, Filipina, Pakistan, Canada, Mesir, Perancis, Belanda, Papua New Guinea, RRC, Banglades, Kuwait, Sudan, Jerman, Vietnam, Portugal, Brazil, Rusia, Benelux, Peru, Kanada, Panama, Finlandia dan Amerika Serikat.

Indonesia diwakili oleh berbagai Kementerian dan Instansi yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Luar Negeri (G-CINC), Jabar Digital Service, dan Jakarta Smart City Program serta kalangan startup seperti TaniHub, Tulibot, dan Sembilan Matahari. Dari ITB sendiri sejumlah partisipan terdiri dari perusahaan besutan alumni ITB yaitu Agate, serta sejumlah bisnis kreatif dari Sekolah Bisnis dan Manajemen yaitu ClothLab, Rencana Decoration, Kalea Space, Vaja Golden Vetiver, VISC Production, serta Lets Connect Syndicate 8 Program MBA CCE 63, papar Sonny yang juga merupakan dosen SBM ITB pada kelompok keahlian Kewirausahaan dan Manajemen Teknologi.

Pewarta: Rahmat
Editor: Rahmat
©2021 JAVANEWS.TV

Komentar