Acuviarta, Kenaikan Komoditas Kebutuhan Pokok Bisa Picu Gejolak Sosial di Masyarakat

Harapkan Solusi Jasa Keuangan, KPED Jabar Luncurkan Program Hotline Recovery Center

220722212716-harap.jpg

(ist)

JAVANEWS | BANDUNG,- Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat menggelar program West Java Talk – Latest Economic Recovery Issues dengan topik "Analisis Strategi Pengendalian Inflasi Regional dan ProspekKebijakan Tingkat Suku Bunga Kredit di Jawa Barat" di Kantor Bappeda Jabar, Kamis (21/7/2022). Dalam kesempatan tersebut KPED Jabar pun meluncurkan program Hotline Recovery Center KPED Jawa Barat.

Program West Java Talk - Latest Economic Recovery Issues membahas berbagai permasalahan ekonomi terkini. Seperti halnya dampak ekonomi pada masa pandemi yang dialami para pengusaha, pembiayaan UMKM, peran serta dan sinergitas pemerintah daerah, Kebijakan Pemerintah Pusat, Kenaikan komoditas kebutuhan pokok masyarakat serta lainnya.

Hadir dalam acara tersebut Ipong Witono Ketua Harian KPED Jabar, H. Sumasna, ST., MUM, Kepala Bappeda Jawa Barat, Marsidujono, S.Si, M.M., Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Bambang Pramono, Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Eem Sujaemah, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Drs. H. Cucu Sutara, M.M., Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat, Acuviarta Kartabi, M.E., Wakil Ketua Divisi Kajian Ekonomi dan Jasa Keuangan KPED Jabar, Dr. Yayan Satyakti,Msi.,Wakil Koordinator Sub Divisi Ekonomi KPED Jabar yang sekaligus sebagai moderator pada acara West Java Talk, Dr. Zaenal Aripin, Ir., M.Si, Wakil Koordinator Sub Divisi Jasa Keuangan KPED Jabar.

Ketua Harian KPED Jawa Barat Ipong Witono mengatakan saat ini masyarakat dihadapkan pada tatanan ekonomi digital. Bahkan world economic forum memprediksi tahun 2030 sepertiga tenaga kerja manusia akan digantikan mesin. Sehingga hal tersebut perlu dipersiapkan dari sekarang. Dimana upaya mengintegrasikan kebijakan kebijakan parsial menjadi kebijakan yang holistik dalam mengelola rantai pasokan.

"Dalam hal itu pemulihan ekonomi harus berbasis gerakan masyarakat. Merancang kembali ekosistem ekonomi jabar yang mandiri, produktif dan berdaya saing," jelas Ipong.

Selain itu perlu menata kembali tata kelola ekonomi jabar berbasis budaya, keunggulan kompetitif dan kebutuhan wilayah. Termasuk membangun perdagangan wilayah berbasis ekonomi masyarakat sesuai dengan potensi wilayah.

"Itu yang perlu dikembangkan," katanya.

Terkait peluncuran Program Recovery Center KPED Jawa Barat Wakil Koordinator Sub Divisi Jasa Keuangan KPED Jabar Dr. Zaenal Aripin, M.Si mengatakan, Recovery Center KPED Jawa Barat merupakan salah satu program KPED Jabar dalam mendorong pemulihan ekonomi masyarakat paska pandemi. Terlebih selama masa pandemi, banyak permasalahan yang terjadi di dunia usaha. Khususnya yang dialami oleh para pengusaha. Baik itu pengusaha besar maupun kecil.

"Recovery Center KPED Jabar ini tentunya menjadi sarana bagi para pelaku usaha untuk bersinergi dalam mengembangkan ekonomi masyarakat," jelas Zaenal.

Diungkapkannya, "Recovery Center ini digagas sejak tahun 2020 oleh KPED Jawa Barat,yang didukung oleh Bank Indonesia dan OJK" katanya. Untuk menindaklanjuti hal tersebut KPED Jabar meluncurkan program Hotline Recovery Center KPED Jawa Barat.


Selain membahas terkait isu jasa keuangan, KPED Jabar pun membahas isu kenaikan harga di beberapa komoditas kebutuhan pokok masyarakat. Acuviarta Kartabi, M.E., Wakil Ketua Divisi Kajian Ekonomi dan Jasa Keuangan KPED Jabar mengatakan saat ini ada beberapa komoditas kebutuhan pokok yang mengalami lonjakan. Seperti halnya kenaika harga bawang merah, kedelai, minyak goreng dan lainnya.

Menurutnya itu harus diperhatikan dan ditindaklanjut sesegera mungkin, mengingat pada tahun depan masyarakat dihadapkan pada momentum tahun politik.

"Selain harus ada politikalwil, yang lebih penting lagi politikal action. Harus segera bergerak bagaimana solusi yang perlu dilakukan," tegas Acuviarta.

Diungkapkannya, masalah kenaikan harga komoditas ini merupakan masalah klasik yang terjadi. Dimana hal tersebut dimanfaatlkan oleh para mafia untuk mengambil keuntungan sebesar besarnya.

"Ini yang harus diantisipasi dilapangan, semua unsur perlu bersinergi mengantisipasi itu jangan sampai nanti menimbulkan gejolak sosial di masyarakat dan berdampak pada gejolak politik," jelasnya.

Sementara itu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Bambang Pramono mengatakan, Inflasi Jawa Barat cenderung tinggi sejak awal tahun 2022. Hal ini terutama berasal dari peningkatan harga kelompok bahan makanan
(volatile food). Beberapa komoditas pangan yang patut mendapat catatan adalah cabai merah dan rawit, bawang merah, telur dan tomat.

Tekanan inflasi Jawa Barat tercatat terus mengalami peningkatan sejak awal tahun dengan inflasi bulanan tertinggi terjadi pada bulan April 2022 sedangkan inflasi tahunan tertinggi terjadi pada Juni 2022. Tekanan inflasi tahunan bahan makanan dan harga yang diatur pemerintah saat ini merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Sementara tren inflasi komoditas inti juga cenderung meningkat meskipun masih dalam dibawah data historis

Dikatakannya ada beberapa faktor penyebab peningkatan harga komoditas hortikultura, antara lain, peningkatan permintaan hortikultura seiring denan peningkatan mobilitas. Selain dari sisi supply, peningkatan harga komoditas hortikultura juga disebabkan oleh peningkatan permintaan. Begitu juga dengan faktor penurunan pasokan akibatmasalah distribusi dan anomali cuaca.

"Jawa Barat memiliki banyak daerah penghasil pangan baik beras, bawang merah, cabai merah, rawit, daging ayam ras,
telur ayam dan komoditas pangan lainnya. Namun terdapat sejumlah daerah yang masih memerlukan pasokan dari
daerah lain. Oleh karena itu, KAD perlu diperkuat dan dikembangkan," katanya.

Begitu juga halnya yang diungkapkan Marsudijono Kepala BPS Provinsi Jawa Barat. Dikatakannya, Perang antara Rusia dan Ukraina berdampak terhadap kebijakan negara-negaran tertentu dalam hal ekspor komoditas pangan. Kebijakan restriksi ekspor ini perlu diwaspadai dampaknya terhadap harga komoditas pangan dalam negeri.

Dalam hal itu perlu strategi pengendalian harga komoditas Pangan dan Non Pangan. Seperti halnya, menjaga pasokan komoditas yang dihasilkan di Jawa Barat terdistribusi dengan baik. Menjaga ketersediaan komoditas pangan yang dihasilkan dari luar Jawa Barat melalui kerjasama pengadaan pasokan antar provinsi. Menciptakan kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan impor bahan pangan dengan memberi insentif terhadap petani.

"Termasuk menjaga terciptanya keseimbangan harga antar komoditi," katanya.

Terkait itu Eem Sujaemah, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat mengatakan, ada beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar Jawa Barat Juni 2022. Diantaranya, cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan telur.

Diungkapkannya cabai mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan dari faktor cuaca yang menyebabkan tanaman terserang OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) sehingga menurunkan produktifitas.

"Dari sisi produksi untuk saat ini masih dalam taraf aman. Berdasarkan hasil tim surveyor OPT bahwa serangan hama dan penyakit pada cabai masih pada ambang ringan sampai dengan sedang. Serangan OPT yang terjadi pada tanaman cabai dari luas tanaman 3.058 Hektar hanya seluas 294 Hektar dengan serangan ringan yaitu adanya penyakit ANTHRACNNOSE buah dan layu fusarium," katanya.

Untuk bawang merah, itu mengalami kenaikan sebesar Rp20.924 pada Minggu Kedua Bulan Juli 2022 dibanding harga bulan Juni. Hal tersebut disebabkan adanya serangan OPT yang terjadi pada 251Ha dari total luas tanaman 1.495Ha dengan serangan ringan yaitu adanya penyakit layu fusarium.

"Permintaan bawang merah meningkat bukan hanya dari pasar, tetapi juga dari hotel, restoran, dan kafe. Strategi yang dilakukan oleh distanhor untuk mengantisipasi kenaikan harga adalah dengan gerakan antisipasi ramah lingkungan melalui pemberian bantuan pestisida organik dan pestisida hayati. Harga telur ayam mulai menurun pada Minggu Kedua bulan Juli 2022. Hal ini dikarenakan cukupnya pasokan dari peternak," katanya. (wan)

Pewarta: Wawan
Editor: Agus Hermawan
©2022 JAVANEWS.TV

Komentar