Kinerja APBN Jawa Barat Terjaga Baik Ditopang Penerimaan Tumbuh Positif dan  Pengeluaraan Terkendali

221129144526-kiner.jpeg

Pelayanan Pajak (Foto: Istimewa)

JAVANEWS.TV I BANDUNG,- Kasus harian Covid-19 di Jawa Barat di bulan Oktober kembali meningkat,
namun kasus varian baru XBB belum ditemukan hanya varian Omicron BA.5. Untuk mengantisipasinya
Pemprov.

Jawa Barat terus meningkatkan testing and tracing serta peningkatan vaksin boster ke-4. Hingga
6 November 2022 tercatat vaksin telah diberikan kepada 37,07 juta orang (86,99 persen) untuk dosis 1,
sebanyak 31,97 juta orang (75,04 persen) dosis 2, dan 15,37 juta orang (34,86 persen) untuk vaksin boosters.

Kesadaran masyarakat untuk prokes, baik menerapkan 5M maupun mengikuti vaksinasi terus ditingkatkan.
Kinerja Neraca perdagangan pada regional Jawa Barat pada September 2022 mencatatkan surplus sebesar
USD 2,34 Miliar.

Dari sisi Fiskal, optimalisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah dilakukan dengan
menjaga kinerja Pendapatan Negara yang berkinerja baik menjadi stimulus pemulihan ekonomi hingga
Oktober 2022 dari dampak ekonomi global. Sementara pada sektor Riil, perekonomian Jawa Barat TW III
2022 tumbuh positif dan meningkat baik yoy maupun q-to-q didukung kinerja ekspor dan konsumsi rumah
tangga ditengah peningkatan Inflasi sebagai dampak kenaikan BBM.

Dampak Ekonomi Global di Jawa Barat
Krisis ekonomi global yang saat ini terjadi berdampak kepada perekonomian secara nasional maupun
regional Jawa Barat.

Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi yang paling terdampak dibandingkan provinsi
lain karena banyak perusahaan besar di Jawa Barat (khususnya produk tekstil) yang berorientasi pasar luar
negeri. Tujuan ekspor yang paling utama yaitu negara-negara di Eropa dan Amerika. Penurunan daya beli
masyarakat khususnya daya beli di negara-negara tujuan ekspor mengakibatkan laju ekspor menjadi
terhambat.

Penurunan atau penghentian proses produksi mengakibatkan karyawan tidak lagi bisa bekerja
secara normal, bahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan menjadi langkah yang diambil banyak
perusahaan.

Angka Inflasi Oktober 2022 sebesar -0,11 persen (m-to-m) dan 5,93 persen (yoy) dengan IHK
sebesar 114,15. Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi signifikan
antara lain bensin, bahan bakar rumah, cabai merah, telur ayam ras, angkutan dalam kota.

Namun demikian, Operasi Pemerintah Pusat dan Pemda di Jawa Barat s.d. Oktober 2022 mendorong
ekspansi likuiditas Rp2,84 T pada sektor moneter, dengan potensi kontribusi pada sektor riil Rp 109,07 T,
dan sektor eksternal (neraca pembayaran) Rp21,29 T.

Pemerintah membuka peluang investasi pada proyek
di Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor.87 Tahun 2021 terdapat Proyek Kawasan Rebana
dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan dengan estimasi investasi sebesar Rp392,45T dengan skema
pendanaan 46,72 persen BUMN/BUMD/Swasta KPBU.
Kinerja Ekonomi Jawa Barat Masih Tumbuh Kuat
Perekonomian Jawa Barat Triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 6,07 persen (yoy).

Perekonomian Jawa Barat berdasarkan PDRB (ADHB) Triwulan III 2022 sebesar Rp616,18 triliun dan (ADHK)
sebesar Rp400,35 triliun. Berdasarkan pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 17,31 persen. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa
Pendidikan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,58 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat
Oktober sebesar 100,83 naik 0,37 sedangkan Nila Tukar Nelayan (NTN) Oktober 2022 sebesar 108,59 turun
0,42. Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Barat Agustus 2022 sebesar 8,31 persen (yoy) atau 2,13 Jt turun
1,51 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat Januari-September 2022 mencapai US$ 29,37 miliar atau
meningkat 19,07 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Demikian juga ekspor Nonmigas
mencapai US$ 29,11 miliar atau meningkat 18,65 persen. Nilai impor menurut golongan penggunaan, baik
barang konsumsi, bahan baku/penolong, serta barang modal selama September 2022 mengalami kenaikan
dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 39,21 persen.

Peran APBN sebagai Shock Absorber
Kinerja baik APBN berlanjut hingga Oktober 2022. APBN hadir di masyarakat, melalui belanja negara
dan pembiayaan investasi yang terakselerasi.

APBN Jawa Barat s.d. Oktober 2022 mencatat Surplus
sebesar Rp30,65 triliun. Pendapatan Negara dengan tumbuh sebesar 37,31 persen atau dengan nominal
sebesar Rp123,03 T yang didorong oleh peningkatan realisasi penerimaan dalam negeri terutama PPh,
PPN dan PPnBM, Cukai, Bea Masuk serta PNBP. Kerja keras APBN melalui Belanja Negara sebagai shock
absorber berfungsi melindungi masyarakat, mendukung sektor prioritas dan mendorong pemulihan ekonomi.

Realisasi Belanja Negara mencapai Rp92,38 T atau 81,63 persen dari target APBN lebih baik dari tahun
2021 yang mencapai 79,65 persen. Realisasi belanja Pemerintah Pusat tercatat sebesar 69,19% dari total
pagu.

Realisasi terbesar terdapat pada Belanja Pegawai sebesar Rp15,34 T atau 80,31%, Belanja Sosial
untuk bulan Oktober 2022 yang tumbuh tinggi realisasinya sebesar 51,48%.

Peran APBN sebagai shock absorber di tengah peningkatan dampak risiko global juga ditunjukkan
oleh penyaluran program perlindungan sosial tambahan, yaitu berupa Bantuan Langsung Tunai BBM
(BLT BBM) dan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Bantuan tambahan tersebut melengkapi program perlinsos
yang sudah ada sebelumnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, BLT Minyak Goreng,
Bantuan Tunai PKL WN, Subsidi Bunga KUR, dan BLT Desa. Pemberian bantuan tambahan tersebut
ditujukan untuk memberi manfaat lebih besar dan efektif bagi masyarakat bawah, serta agar dampak
peningkatan risiko global tidak dirasakan terlalu dalam.

Realisasi penyaluran KUR Jawa Barat s.d. Oktober 2022 sebesar Rp40,76 triliun kepada 947.478 debitur UMKM sedangkan realisasi penyaluran UMi bulan
Oktober sebesar Rp1,15 triliun kepada 285.275 debitur UMKM.

Sementara itu, realisasi Transfer ke Daerah (TKDD) tumbuh positif sebesar 0,04% (yoy) dibandingkan
Oktober tahun sebelumnya. Penyaluran TKDD s.d. 31 Oktober 2022 adalah sebesar Rp60,34 T atau 90,25%
terhadap total Alokasi TKDD 2022, capaian ini lebih baik dibandingkan penyaluran TKDD per 31 Oktober
2021 sebesar 84,81% dengan nominal sebesar Rp60,32 T.

Hal ini disebabkan adanya penyaluran tunggakan
DBH, penyaluran DAU, DAK Fisik dan Dana Desa lebih baik apabila dibanding Oktober 2021.

Realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Untuk Penyediaan Lahan s.d. Oktober2022 mencapai 30,007T
dan Realisasi PNBP Kekayaan Negara dan Lelang sampai dengan Oktober2022 maencapai 85,66% dari target yang
ditetapkan.

Pendapatan Negara Melanjutkan Kinerja yang Baik
Dalam hal penerimaan Pajak mengalami pertumbuhan 43,57 (yoy). Terdapat lima sektor utama penopang
penerimaan perpajakan di Jawa Barat pada bulan Oktober 2022 dengan kontribusi 79,90 persen terhadap
total penerimaan pajak di Jawa Barat.

Sektor utama tersebut meliputi Industri Pengolahan; Perdagangan
Besar dan Eceran,Reparasi; Kegiatan Jasa lainnya; Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib;
serta sektor Real Estat. PPh NonMigas dan PPN dan PPnBM mengalami pertumbuhan dominan 56,43
persen dan 32,96 persen hal ini menunjukkan semakin baiknya pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat
Triwulan III 2022 yaitu sebesar 6,07 persen lebih tinggi dari nasional sebesar 5,72 persen.

Penerimaan Kanwil DJBC Jawa Barat periode s.d. 31 Oktober 2022 sebesar Rp31,94 triliun atau 88,08
persen dari target. Penerimaan Bea dan Cukai s.d. Bulan Oktober 2022 tumbuh 24,48 persen; lebih tinggi
dari pada realisasi bulan Oktober 2021 yang hanya tumbuh 12,30 persen. Realisasi Bea Masuk sampai
dengan bulan Oktober 2022 sebesar Rp905,77 miliar atau 101,11 persen dari target dan mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar 59,72 persen atau Rp338,67
miliar.

Realisasi Cukai sampai dengan bulan Oktober 2022 sebesar Rp31,03 triliun atau 87,75% dari target
dan mengalami peningkatan dibanding Oktober2021 sebesar 23,69 persen atau Rp5,94 Triliun.
Realisasi PNBP Provinsi Jawa Barat sampai dengan akhir bulan Oktober 2022 tumbuh 24,37 persen yang
merupakan kontribusi dari PNBP Lainnya dengan realisasi melebihi target dan Pendapatan BLU.

Pendapatan terbesar pada PNBP Lainnya adalah Pendapatan Kekayaan Negara dan Lelang sebesar
Rp186,19 miliar, Pendapatan Pelayanan Pertanahan sebesar Rp310, 63 M atau 12,01 persen, Penerbitan
Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) sebesar Rp228,16 M atau 8,82 persen, Pendapatan Biaya
Pendidikan sebesar Rp221,64 M atau 8,57 persen, Pendapatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKP)
sebesar Rp216,65 M atau 8,38 persen dan Pendapatan Jasa Kantor Urusan Agama sebesar Rp141,33 M
atau 5,46 persen.

Prospek perekonomian global masih harus terus diwaspadai akibat eskalasi risiko global. Meskipun demikian,
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diharapkan akan mampu meningkatkan optimism ekonomi yang pulih
secara kuat.

"Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa tren harus diwaspadai, karena memang guncangan
global itu sudah mulai terjadi sejak awal tahun, dan ini berlangsung terus jadi sooner or later, cepat atau
lambat kita mungkin juga akan menghadapi juga,"kata
Menteri Keuangan, Sri
Mulyani dalam keterangan resminya, Selasa (29/11//2022)

Dengan dukungan kinerja APBN yang baik tersebut, defisit
dapat ditekan sehingga pembiayaan
utang juga dapat dikurangi. Oleh karena itu, APBN sebagai instrumen shock absorber harus diyakinkan
kesehatannya untuk menjaga kredibilitas APBN yang selalu hadir dimasyarakat dalam mengantisipasi serta
memitigasi berbagai tekanan dan risiko.

Pewarta: Rahmat
Editor: Rahmat
©2022 JAVANEWS.TV

Komentar