Negara Ini Larang Permainan Lato-Lato

230115215651-negar.jpeg

Lato Lato (Foto: Net)

JAVANEWS.TV I BANDUNG, - Di balik viralnya mainan lato-lato ini, ternyata menyimpan sejarah kelam di masa lalu.

Dikutip dari Ravalli Republic, tujuan dari permainan ini adalah memungkinkan dua bola saling beradu secepat mungkin dan sekeras mungkin.

Hal inilah yang membuat mainan tersebut bisa hancur dan pecah, bahkan serpihan pecahannya bisa melukai wajah seseorang. Akibatnya, mainan ini sempat dilarang di beberapa negara. Hal tersebut dikarenakan lato-lato dianggap berbahaya hingga memicu korban.

Dikutip dari New York Times, pada tahun 1971, Food and Drug Administration Amerika Serikat (FDA) melaporkan setidaknya ada empat orang yang mengalami cedera akibat permainan lato-lato di negara tersebut.

Komisaris FDA mengatakan bola plastik clacker beberapa kali pecah menjadi pecahan tajam. Dua anak telah menerima luka di dekat mata dari pecahan yang beterbangan, dan luka serupa dialami oleh dua orang dewasa.

Karenanya, FDA mengeluarkan peringatan publik usai ada laporan empat kasus tersebut. Larangan permainan lato-lato ini juga kemudian menjadi kabar gembira bagi orang tua di Amerika Serikat waktu itu. Hal ini disebabkan permainan yang dinilai berbahaya itu akhirnya menghilang dari pasaran.

Mesir

Lato-lato juga dilarang beredar di Mesir. Sebab, pada tahun 2017, mainan tersebut dianggap melecehkan Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi.

Kala itu, lato-lato disebut sebagai Sisi's balls yang artinya mengacu pada testis atau organ reproduksi presiden tersebut. Karenanya, mainan tersebut juga dianggap melecehkan pemerintah.

Di samping itu, baru-baru ini juga beredar kabar soal korban lato-lato di RI. Adapun kabar tersebut beredar dari pesan berantai yang menyebut anak bermain lato-lato tak sengaja mengenai bola mata. Disebut bocah SD tersebut mengalami cedera parah, bahkan kebutaan.

Meskipun begitu, Belum ada informasi yang jelas di balik keterangan viral anak yang disebut buta akibat terkena mainan lato-lato. Baik dari lokasi kejadian hingga kronologi yang terjadi.

Pewarta: Rahmat
Editor: Rahmat
©2023 JAVANEWS.TV

Komentar