Kondisi Lingkungan Dalam Keadaan Darurat, Partai Gelora Deklarasikan Perlawanan Perubahan Iklim
JAVANEWS | BANDUNG,- Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia deklarasikan perlawanan terhadap perubahan iklim. Terlebih perubahan iklim saat ini sudah dalam keadaan darurat dan menjadi ancaman besar yang nyata yang harus segera diantisipasi.
Deklarasi perlawanan terhadap perubahan iklim tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta di Kampung Cikoneng 3, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/11/2021). Deklarasi perlawanan tersebut seiring dengan dimulainya gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon secara serentak oleh seluruh kader dan simpatisan Partai Gelora di seluruh Indonesia.
"Kita memiliki satu tekad, di Kampung Cikoneng ini, kita ingin deklarasikan semangat melawan perubahan iklim karena Indonesia sudah menghadapi darurat perubahan iklim," jelas Anis Matta.
Diungkapkannya, pertumbuhan ekonomi yang luar biasa telah membawa dampak besar, yakni kerusakan lingkungan. Kondisi tersebut mengakibatkan perubahan iklim yang memicu berbagai bencana alam, seperti longsor, banjir, hingga perubahan iklim.
"Akibat perubahan suhu, udara naik begitu cepat. Perlahan-lahan kita merasakan bukan hanya banyaknya bencana longsor, banjir, kebakaran hutan, tapi yang lebih buruk tempat hunian kita perlahan-lahan semakin tidak nyaman dihuni," katanya.
Oleh karena itulah, lanjutnya, Partai Gelora meluncurkan gerakan Gelora Tanam 10 juta Pohon. Dimana gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon sebagai wujud kecintaan seluruh kader dan simpatisan Partai Gelora kepada Tanah Air sekaligus memperkokoh kehadiran Partai Gelora.
"Tentunya gerakan ini, akan berlanjut hingga dua tahun ke depan. Gerakan ini akan memperkokoh keberadaan Partai Gelora karena kita tidak hanya ada di permukaan bumi, melainkan juga di dalam tanah dengan pohon yang kita tanam," katanya.
Dalam kesempatan itu, Anis juga mengatakan bahwa politik yang selama ini dianut Indonesia adalah politik kelompok yang berdampak pada banyaknya "tembok penghalang". Akibat banyaknya dinding pemisah itu, Anis menilai bahwa kerja sama seluruh elemen bangsa kerap sulit dilakukan.
"Gelora lahir di tengah krisis dan tujuan kita adalah meruntuhkan tembok-tembok itu, lalu kita bangun jembatan dan bertemu di tengah, baru kita bicara apa masalah kita. Isu perubahan iklim ini tidak ada hubungannya dengan kelompok kiri dan kanan, ini ancaman terbesar, lebih besar dari ancaman perang sekalipun karena ini menjadi ancaman keamanan nasional," jelas Anis.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Jawa Barat, Haris Yuliana mengatakan, gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon merupakan sebuah gerakan besar dan strategis dalam melawan isu perubahan iklim.
"Jadi, ini adalah sebuah gerakan besar gerakan strategi, dan gerakan perlawanan. Mudah-mudahan Jabar jadi titik ledak perubahan iklim yang diharapkan membawa perubahan bagi global, khususnya Indonesia," kata Haris.
Seperti diketahui kehadiran Anis Matta di Cikoneng mendapat sambutan baik dari masyarakat. Anis Matta yang hadir bersama Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah dan Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfudz Shiddiq disambut para kader, simpatisan, dan warga secara meriah.
Bahkan Anis Matta dan Fahri Hamzah pun diarak dengan menggunakan seni tradisional roronggengan. (wan)
Pewarta: Wawan
Editor: Agus Hermawan
©2021 JAVANEWS.TV