Survei IPRC, Toleransi Masyarakat Jabar Cukup Tinggi
JAVANEWS | BANDUNG,- Hasil survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) membantah tuduhan bahwa Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang paling intoleransi dan radikal. Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa tingkat tolerasi masyarakat di Jawa Barat dinilai sangat tinggi dan cukup bagus. Bahkan masyarakat Jawa Barat pun cukup kuat untuk menolak radikalisme.
Demikian diungkapkan Idil Akbar M.IP Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC dalam acara Ekspos hasil Survei IPRC dengan tema Toleransi dan Radikalisme di Jawa Barat, ekspose hasil survei di 9 kabupaten kota se Jabar, di hotel Aston Pasteur, Rabu (9/6/2021).
"Kita telah melakukan survei terhadap 9 kabupaten kota di Jabar terkait dengan toleransi dan radikalisme. Dari hasil tersebut diketahui bahwa masyarakat Jawa Barat memiliki toleransi yang sangat tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan mereka mau berteman, bersahabat, bermusyarah dan berdialog bahkan dari sisi pendirian rumah ibadah pun tidak ada persoalan," jelas Idil.
Dikatakannya, dalam aspek hubungan keagamaan, tingkat toleransi warga terhadap penyelenggaraan peribadatan dan pembangunan rumah ibadah agama lain relatif tinggi, namun untuk beberapa aspek lain yang lebih personal seperti mengucapkan selamat pada perayaan agama lain, membantu membangun tempat ibadah agama lain, menghadiri acara agama lain cenderung rendah.
"Dalam aspek nilai sosial, tingkat toleransi warga relatif tinggi. Mayoritas warga berpandangan perlunya peran tokoh agama dalam menjaga toleransi," katanya.
Dalam hal itu mayoritas warga berpandangan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap antar pemeluk agama dan kenyamanan dalam beribadah, memfasilitasi dialog antar kelompok agama, tidak mencampuri urusan ibadah agama tertentu, bekerjasama dengan kelompok-kelompok agama, dan melakukan tindakan tegas terhadap kelompok intoleran.
"Masyarakat jabar itu memiliki sikap toleran yang cukup tinggi dalam kontek interaksi sosial dengan penganut agama lain. Untul hal terkait radikaslisme, jabar memiliki sikap yang cukup kuat untuk menolak radikalisme dan kekerasan," jelasnya.
Hal senada pun diungkapkan Dr.H.R.Iip Hidayat M.pd Kepala Badan Kesbangpol Jabar. Ia membantah kalau Jawa Barat menjadi provinsi yang paling intoleran dan radikal.
"Beberapa lembaga survei tahun sebelumnya (2019-2020) menyatakan Jabar sebagai provinsi paling intoleransi, itu tidak benar. Kami sudah mengundang mereka juga untuk menyamakan persepsi, tolak ukur dan indikatornya seperti apa. Bahkan kita juga melakukan survei dengan kalangan akademis, ternyata hasil survei kita dengan mereka beda, apalagi kita surveinya lebih banyak. toleransi di jabar lebih bagus, tinggal membina dan mengkompakannya," jelasnya.
Pihaknya pun menyayangkan terhadap lembaga yang nyatakan jabar intoleran. Sehingga pihaknya bersama IPRC melakukan survei terkait hal tersebut. Bahkan survei tersebut pun melibatkan Kesbangpol Kabupaten Kota untuk mengawasi kebenarannya.
"Kami melibatkan kesbangpol kabupaten kota untuk mengawal kebenaran dari hasil survei ini. Begitu juga dengan yang terkait radikalisme. Masyarakat Jawa Barat justru lebih kuat menolak radikalisme. Dalam hal itu kita pun melakukan langkah langkah pembinaan kepada masyarakat untuk mengantisipasinya," katanya. (WAN).
Penulis/Pewarta: Wawan
Editor: Agus Hermawan
©2021 JAVANEWS.TV