Mengenal Sejarah Guling

211008230958-menge.jpeg

Guling (Foto: Net)

JAVANEWS.TV I BANDUNG,-

Di Indonesia, keberadaan guling sebagai "teman tidur" seolah tak dapat ditolak.

Bahkan, tanpa guling, tidur akan terasa kurang lengkap. Sejumlah "mitos" menyebut bahwa guling, hanya ada di Indonesia.

Benarkah seperti itu?

Seperti sempat diulasKompas.com, dalam buku "Jejak Langkah" (1985) karya Pramoedya Ananta Toer, tertulis percakapan mahasiswa STOVIA yang membicarakan kehidupan Eropa mengenai guling.

Tertulis bahwa guling tidak ditemukan di negara-negara lain di dunia.

Ini sampai orang-orang Belanda dan Eropa lainnya datang ke Indonesia, dan mengenalkan hal yang disebut guling.

Guling pada zaman itu diibaratkan sebagai teman atau pendamping tidur.

Karena banyak penjajah yang datang tidak dengan istri atau pasangannya, guling pun berfungsi sebagai "gantinya".

Orang Belanda membuat guling dengan panjang menyerupai manusia dan terletak di atas tempat tidur.

Guling saat itu diberi nama Dutch wife.

Tapi, dilansirHistory, guling disebut lahir dari kebudayan Indisch abad ke-18 dengan percampuran budaya Eropa, Indonesia, dan China.

Guling tersebut biasanya hanya digunakan hanya kalangan atas atau orang kaya.

Keberadaan guling ini cukup menarik perhatian bagi orang-orang yang baru datang ke Indonesia.

Salah satunya sejarawan dari AS, Abbot yang datang ke Indonesia.

Ketika dia datang dan akan menginap di salah satu rumah Belanda, dia menemukan guling di atas ranjang.

Dalam tulisannya yang berjudul "A Jaunt in Java" (1857), dia mengatakan bahwa dengan adanya guling di bawah kaki atau tangan mencegah kontak terlalu hangat di kasur.

Selain itu kenyamanan dalam iklim tropis sangat cocok dengan adanya guling.

Satu guling yang diisi dengan kapas lebih baik dibandingkan guling yang lainnya.

Seorang Jerman bernama Charnay juga merasa kebingungan ketika berada di Jawa dengan adanya guling.

Seorang pelayan kemudian memberitahu untuk menggunakan guling adalah dengan meletakkannya di antara kaki agar keduanya tidak bersatu.

Pewarta: Rahmat
Editor: Rahmat
©2021 JAVANEWS.TV

Komentar